Manfaat Yogurt
Kita pasti sudah tidak asing lagi dengan yogurt. Produk olahan susu yang satu ini disebut-sebut dapat meningkatkan kesehatan karena memiliki kandungan bakteri ‘baik’ di dalamnya. Peningkatan popularitas yogurt dapat dilihat dari ketersediaannya di pasaran. Kita dapat menjumpai yogurt di hampir seluruh tempat perbelanjaan, baik offline maupun online. Tidak hanya di dunia kesehatan, kini popularitas yogurt mulai merambah dunia kecantikan. Yogurt kerap dipasarkan sebagai produk-produk kecantikan yang dipercaya dapat menjaga kesehatan kulit. Singkatnya, yogurt bagaikan produk ajaib yang dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan kita baik dari dalam maupun luar.
Tapi, tunggu dulu! Apakah memang yogurt secanggih itu? Sebenarnya, siapa bakteri ‘baik’ yang disebut-sebut ini dan bagaimana efeknya bagi tubuh kita? Kira-kira ada tidak ya efek negatif dari konsumsi yogurt? Baiklah, mari berkenalan dengan superstar kita ini!
Yogurt merupakan produk olahan susu yang memiliki kandungan bakteri ‘baik’. Istilah bakteri ‘baik’ merujuk pada mikroorganisme yang terkandung di dalam yogurt. Disebut ‘baik’ karena mikroorganisme tersebut, tidak seperti mikroorganisme pada umumnya yang menyebabkan peyakit, justru berperan untuk menjaga kesehatan. Mikroorganisme yang umum terkandung di dalam yogurt adalah bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus. Kedua bakteri tersebut disebut sebagai probiotik. Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang berfungsi untuk menjaga kesehatan ketika dikonsumsi.
Tubuh manusia secara alami telah memiliki berbagai macam mikroorganisme yang berperan dalam sistem pencernaan. Untuk menciptakan sistem pencernaan yang sehat, diperlukan mikroorganisme dalam jumlah yang cukup, tidak terlalu banyak maupun terlalu sedikit. Ketidakseimbangan jumlah mikroorganisme dapat menyebabkan berbagai macam gangguan pencernaan, seperti diare atau konstipasi. Konsumsi yogurt yang mengandung bakteri ‘baik’ akan membantu menyeimbangkan jumlah mikroorganisme di dalam tubuh. Inilah mengapa yogurt dapat menjaga kesehatan kita.
Ada beberapa orang yang mengalami reaksi negatif saat mengonsumsi susu sapi. Hal ini disebabkan oleh laktosa. Laktosa adalah senyawa gula yang terdapat secara alami di dalam susu sapi. Bayi sapi memiliki enzim laktase yang dapat mencerna laktosa, sementara manusia tidak memilikinya. Orang yang intoleran terhadap laktosa akan mengalami efek negatif saat mengonsumsi susu. Namun, yogurt dapat dikonsumsi oleh orang yang intoleran terhadap laktosa. Probiotik di dalam yogurt akan mencerna laktosa dan mengubahnya menjadi asam laktat. Adanya pembentukan asam laktat akan menurunkan derajat pH. Itulah mengapa rasa yogurt menjadi asam ketika dikonsumsi.
Yogurt selalu diletakkan di dalam lemari pendingin, baik saat dipasarkan maupun saat telah kita beli. Mengapa? Probiotik yang terkandung di dalam yogurt memiliki temperatur optimum untuk berkembang, yaitu pada rentang 23 – 35⁰C. Apabila yogurt diletakkan begitu saja pada temperatur ruang, pertumbuhan bakteri dalam yogurt akan terus terjadi hingga jumlah bakteri yang ada dalam yogurt menjadi terlalu banyak dan justru menyebabkan penyakit ketika dikonsumsi. Apabila yogurt diletakkan pada ruangan yang temperaturnya cukup tinggi, bakteri di dalam yogurt akan mati. Hal ini tentu akan mengurangi kualitas yogurt. Oleh karena itu, yogurt disimpan di dalam lemari pendingin, karena pada temperatur tersebut, bakteri menjadi dorman (pertumbuhannya terhenti, namun tidak mati) sehingga kualitas yogurt tetap terjaga dan yogurt menjadi lebih tahan lama.
Kunjungi Instagram Kami di : susulistrik.com
Meskipun yogurt memiliki banyak efek positif, namun ada efek samping dari mengonsumsi yogurt. Yogurt seringkali mengandung gula tambahan untuk mengurangi rasa asam. Konsumsi yogurt secara berlebihan dapat meningkatkan asupan gula pada tubuh yang dapat mengarah pada penyakit di kemudian hari. Oleh karena itu, disarankan mencari yogurt dengan kandungan gula yang rendah (batas maksimum yang disarankan adalah 15g/takaran saji) dan tidak berlebihan dalam mengonsumsinya.
( SNP )